HMI BADKO Bali Nusra Gelar Dialog Publik Outlook Pilkada

Sasambotimes, Mataram- Dialog publik HMI BADKO Balinusra bersama MN KAHMI dan puluhan kader HMI mengangkat tema: Outlook Pilkada; urgensi peran HMI di tengah Turbulensi Politik Kedaerahan
Adapun narasumber dalam dialog tersebut Drs. Manimbang Kahariady selaku dewan pakar MN KAHMI, Marga Harun, S.H DPRD provinsi NTB, DR.Alfi Sahri pakar politik dan Sahrul Al Walid Majelis wilayah KAHMI NTB
Ketua HMI BADKO Balinusra Abdul Halik dialog tersebut dibangun atas dasar kepekaan sosial terhadap kondisi pilkada yang terus mengalami kemunduran salah satunya terjadi turbulensi terhadap rakyat.
“Harapan agenda tersebut dibangun untuk menciptakan pilkada yang produktif dan tidak terjadi gesekan-gesekan sosial terhadap rakyat supaya pilkada NTB menjadi sentral edukasi untuk provinsi-provinsi lain di Indonesia,”ungkapnya
Sementara itu, MN KAHMI Manimbang kahariady juga menegaskan ini adalah peran penting Bawaslu untuk menciptakan pilkada yang edukatif, harapannya Bawaslu hadir membersamai adek-adek HMI BADKO Balinusra karna agenda yang dibangun adalah agenda yang produktif apalagi temanya tema berdasarkan fakta lapangan yaitu turbulensi jadi peran Bawaslu dalam dialog ini cukup penting.”Saya merasa kecewa atas ketidak hadiran Bawaslu supaya kita bisa sama-sama bedah terkait dengan kondisi dan persoalan pilkada,”ujarnya
Marga Harun juga menyampaikan pilkada sebagai seleksi rakyat untuk menentukan siapa pemimpinnya dan tentunya mereka-mereka yang berjuang untuk kemaslahatan rakyat dan menjawab semua kebutuhan rakyat, marga juga merasa resah dengan politik adu domba, fitnah dan ujaran kebencian di sosial media sosial ia menilai itu adalah sesuatu kemunduran berpolitik
DR. Alfin Syahrin menyampaikan pilkada di adakab 5 tahun sekali tentunya rakyat diharapkan bisa memilih pemimpin yang jujur, amanah dan juga bertanggung jawab kepentingan rakyat
Terakhir Sahrul Al Walid menyampaikan turbulensi tidak bisa dihindari dalam pilkada karna pro kontra kepentingan. Diharapkan rakyat jangan terprovokasi dengan mainan politisi. (red)