DaerahOlahragaPariwisata
Trending

Aksi Nyentrik Para Raider MotoGP Perkenalkan diri dengan Budaya Sasak

Sasambotimes, Lombok Tengah- MotoGP Mandalika memang berbeda! Selain mampu menarik minat para pembalap untuk datang jauh-jauh hari sebelum balapan dimulai, Mandalika juga berhasil menciptakan suasana di mana mereka bisa berbaur dengan masyarakat lokal.

Hal ini bisa terlihat dari berbagai unggahan sosial media yang mereka bagikan.

Maverick Vinales misalnya yang kerap menjadi sorotan berbagai media nasional karena unggahan sosial medianya yang lucu menggunakan Bahasa Indonesia. Beberapa jargon yang dibuatnya bahkan menjadi trending seperti “Boleh Pinjam Seratus”, “Cukurukuk empuk Jeruk”, dan “Aku mah masih pemula, ajarin dong puh sepuh”. Dia juga tampak ikut bejogetan (berjoget) ketika mengikuti Coral Reef Planting di pantai Mandalika. Tidak hanya itu, bersama pembalap Moto2 Alonso Lopez dia juga belajar Tari Peresean.

Selain Maverick Vinales dan Alonso Lopez, Marc Marquez, sang bintang MotoGP, juga menarik perhatian netizen karena memamerkan foto dirinya mengenakan kain tenun Sasak khas Pringgasela, Lombok Timur.

Selain itu, hal lain yang menarik perhatian para netizen adalah kegiatan para pembalap yang menggunakan motor bebek untuk berkeliling Mandalika dan membeli bensin eceran di warung-warung lokal setempat.

Tentunya ini adalah hal yang jarang terjadi dalam ajang MotoGP lainnya. Biasanya, kita hanya melihat para pembalap memposting kegiatan mereka di sirkuit saja. Namun, hal itu berbeda di Mandalika. Seakan-akan mereka merasa dekat dengan Bumi Mandalika, para pembalap MotoGP ini dengan senang hati berbaur dengan masyarakat lokal dan melakukan kegiatan layaknya warga lokal Pulau Lombok.

Hal ini tentunya tidak lepas dari keramahtamahan yang ditunjukkan oleh warga Lombok kepada para bintang balapan dunia tersebut.

Sejalan dengan tujuan utama pemerintah provinsi yang ingin membangun citra MotoGP Mandalika dan ajang balapan lainnya tidak hanya sebagai ajang balapan kelas dunia, tetapi juga sebagai ajang  pertukaran budaya dan promosi pariwisata daerah NTB, dan pastinya Indonesia secara umum. Proses branding yang telah dilakukan sejak perhelatan World SBK di awal tahun lalu dan ARRC dengan menonjolkan berbagai keragaman budaya daerah kini mulai membuahkan hasil.

Dilihat dari antusiasme para pembalap yang ikut serta belajar tarian adat hingga mengenakan pakaian tradisional khas suku Sasak, para pembalap telah merangkul tradisi dan adat istiadat di Pulau Lombok. Bahkan kenyamanan mereka bergaul dan berbaur  dengan penduduk lokal adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada bumi Mandalika.

MotoGP Mandalika benar-benar telah menjadi platform untuk menjembatani budaya dan merangkul perbedaan menjadi sebuah kesatuan di tengah ajang balap motor kelas dunia. (Red)

PERLU DIBACA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button